Sophie Hirsch Solo Exhibition at SewonArtSpace, Opening 19th of June 7pm

RELEASE PAMERAN
Kijang Kijangan
a Sophie Hirsch exhibition

Pembukaan
Selasa, 19 Juni 2012
19.00 wib
pameran berlangsung hingga 3 juli 2012

Artist talk
Rabu, 20 juni 2012
Pembicara : Sophie Hirsch
Moderators & translator: Dyah Soemarno

Program residensi di SewonArtSpace
Program residensi SewonArtSpace merupakan program hasil kerjasama antara AIAP (Austro Indonesian Art Program) dengan BMUK (Bundesministerium fur Unterricht, Kunts und Kultur) yang merupakan dewa kesenian dan budaya Austria. Melalui program ini seniman didorong dan difasilitasi untuk melakukan residensi di Indonesia, khususnya di kota Yogyakarta selama tiga bulan. Dalam program ini, seniman akan tinggal, mengenal, beradaptasi, belajar, dan mengesplorasi segala macam hal yang menarik minat mereka. Selanjutnya mereka diharapkan dapat melakukan eksperimen penciptaan karya dengan melibatkan komunitas lokal, sehingga terjadi kolaborasi dan transfer informasi yang akan membawa perkembangan seni rupa ke arah yang lebih progresif.
Untuk keterangan lebih jelas mengenai SewonArtSpace dan AIAP dapat dilihat di www.sewonartspace.org

Sophie Hirsch dan hubungan spesialnya dengan seni
Sophie Hirsch (Austria) adalah seniman pertama yang mengikuti program residensi di SewonArtSpace-Yogyakarta. Selama kurang lebih tiga bulan sejak kedatangannya di Yogyakarta sophie banyak mengalami ‘keterkejutan’ budaya yang justru sangat menginspirasinya dalam mebuat karya. Mulai dari upacara pernikahan, proses membatik, tempat pembuangan sampah hingga konstruksi pembangunan rumah yang banyak dilihatnya di jalan-jalan adalah sekian banyak hal yang menarik perhatiannya.
Kepekaannya sebagai seorang yang asing di kota Jogja ini justru membawanya pada sebuah penglihatan yang tak biasa terhadap objek yang kita anggap ‘biasa’. Bertolak dari sanalah dia memulai membuat ide dasar untuk karyanya di studio SewonArtSpace yang pamerannya akan dibuka pada hari selasa, 19 Juni 2012 jam 19.00 wib yang bertajuk ‘kijang kijangan’.
Kekagumannya pada sebuah rangka konstruksi pembangunan rumah yang dilihatnya di jalan secara random, membuatnya tertarik untuk mengolah material besi dan bambu. Material tersebut kemudian dikombinasikan dengan karung beras bekas pakai. Dalam proses berkarya, sophie selalu tertantang untuk mengesplorasi material yang tersedia dan material bekas, bahkan selama beberapa tahun belakangan ini dia dengan intens mengolah material plastik bekas menjadi karya tiga dimensi dengan nilai artistik yang kuat. Akan tetapi, Sophie seringkali menekankan bahwa ketertarikannya terhadap sampah bukanlah ketetarikan idealistik yang didasarkan pada keinginan untuk melakukan kempanye atas persoalan lingkungan yang tengah menjadi issue global. Tetapi bahkan lebih mendalam dari itu, dia dapat melihat sisi yang indah dari sampah sebagai sebuah objek yang terbuang.
Kepribadian Sophie yang unik memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap karakter penciptaannya, bahkan tak hanya dalam proses kreatifnya tetapi bagaimana karya tersebut akhirnya muncul (appear) ke tengah ruang disply merupakan sebuah inner represetation.
Tak banyak dongeng atau ulasan konseptual yang dia sandingkan dengan karyanya. Bagi sophie Sebuah karya seperti seorang anak yang pada awalnya kita rawat dan besarkan . Namun, ketika tiba waktunya anak tersebut menjadi seorang dewasa yang mandiri dan mampu berdiri sendiri. Karena itu, baginya sebuah karya pada akhirnya harus bisa mejelaskan dirinya sendiri kedepan publik.
Cara sophie mendefinisikan posisinya dengan seni (art) juga menarik, dimana dia merasa seperti memiliki sebuah hubungan (relationship) selayaknya sepasang kekasih. Karenanya, keterlibatan emosional kerap kali membuatnya frustasi , senang, sedih, dan puas pada waktu-waktu yang tidak terduga. Konflik dan kemesraan muncul terkadang bersamaan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang membawanya maju (progresif) tahap demi tahap. Pertanyaan yang sama kadang muncul kembali di waktu yang lain, jawabannya bisa jadi tetap sama atau yang termodifikasi ke dalam bentuk-bentuk pencarian spiritual yang membuat perasaannya—terhadap seni menjadi lebih nyata. Kedatangannya ke Indonesia yang merupakan kedatangan perdana ini adalah kedatangan ‘yang pulang’ dimana relasinya dengan seni kembali diuji dan dikuatkan lewat proses yang berulang-ulang semacam membatik. Dilukis-diluruhkan- dilukis –kembali diluruhkan untuk mencapai kesempurnaan artistik dan perenungan.
Melihat karyanya yang tersusun atas jalinan besi dan plastik kita dapat melihat alur psikologis tersebut. Keras, komples, dan lembut dalam waktu yang bersamaan. Tentunya dalam proses pengerjaan karya tersebut Sophie kerapkali menghadapi kesulitan karena material yang digunakan cukup sulit untuk diolah dengan hanya menggunakan tangan dan perlengkapan sederhana.
“Terkadang kita bisa membuat situasi menjadi lebih mudah dengan membuat karya yang sederhana, tetapi bahkan karya adalah layaknya kehidupan sendiri harus ada konflik , sehingga, kita bisa melihat dinamikanya. Kita bisa saja mengawinkan besi, plastik, dan bambu secara sederhana namun saya memilih untuk mengkaitkanna satu sama lain , memberikan fungsi pada setiap elemen”
dan seperti itulah penjelasannya untuk setiap bagian yang sangat sulit dalam pengerjaan karya. Namun, dengan anyaman yang dibuatnya itu dia berhasil menciptakan bahkan hubugan yang kompleks dan dinamis di setiap material yang terlibat di dalam karyanya.

Konsep acara pembukaan pameran
Pameran ini adalah acara ketiga yang dibuat oleh SewonArtSpace sejak berdiri di tahun 2010. Karenanya acara ini bukan sekedar presentasi hasil residensi seniman internasional, namun juga masih merupakan langkah pengenalan diri SewonArtSpace terhadap publik seni Yogyakarta. Tujuan dari program-program yang dibuat adalah untuk dapat menampilkan karya-karya seni terbaru dari Indonesia, Austria dan Eropa, menyediakan sumber informasi akademik internasional dan lokal yang penting dan menarik bagi mahasiswa, masyarakat umum di Indonesia, serta seniman Eropa dan Austria yang datang.
Dalam Pameran kali ini, SewonArtSpace membuat konsep openhouse yang sederhana dengan pertunjukan musik akustik dari Sisir Tanah, dan hidangan yang dimasak ditempat oleh komunitas Hearts Kitchen yang berkolaborasi dengan Bagong BG. SewonArtSpace percaya bahwa setiap elemen dalam sebuah perhelatan seni adalah seni— karya seni, musik, makanan, dan interaksi adalah hal paling artistic dari hidup. Selamat menikmati.